Jumat, 21 Juni 2013

Obat dari Tanaman Transgenik: Era Baru Dunia Farmas


Obat dari Tanaman Transgenik: Era Baru Dunia Farmasi

Ilmuwan berhasil memproduksi enzim manusia di dalam wortel (image from nature.com)

Ilmuwan berhasil memproduksi enzim manusia di dalam wortel Sementara izin penggunaan tanaman transgenik untuk keperluan makanan masih belum sepenuhnya terwujud di semua negara, kini dilaporkan bahwa pemerintah Amerika telah memberikan izin penggunaan tanaman transgenik atau GMO (Genetically Modified Oeganism) sebagai sumber obat-obatan. Adalah wortel transgenik yang mampu menghasilkan suatu enzim manusia yang digunakan sebagai bahan obat untuk terapi penyakit Gaucher.

Majalah The Scientist memberitakan bahwa badan POM-nya Amerika yaitu FDA telah mengeluarkan izin tertanggal 1 Mei 2012 yang menyetujui penggunaan obat yang dibuat oleh sebuah perusahaan bioteknologi Protalix Biotherapeutics dan lisensinya dipegang oleh Pfizer ini. Penyakit Gaucher sendiri adalah suatu penyakit genetis langka yang terjadi pada individu dimana penderitanya tidak mampu memproduksi enzim glucocerebrosidase, sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan material lemak di limpa, hati dan organ-organ lain. Untuk menggantikan peran enzim ini maka diberikanlah enzim sejenis bernama Elelyso melalui suatu terapi.

Sebetulnya Protalix dan Pfizer bukanlah yang pertama kali membuat obat ini, sebelumnya Genzyme telah berupaya memproduksi enzim sejenis bernama Cerezyme di dalam sel hamster, namun tertunda karena terjadi kontaminasi di pabriknya di Massachusetts. Pfizer dan Protalix berhasil menyalip pesaingnya dan bahkan menyatakan bahwa mereka telah memiliki stok Elelyso untuk pengobatan pasien setidaknya selama 24 bulan ke depan sambil terus meningkatkan produksinya.

 

Tanaman Transgenik masih menuai perdebatan di kalangan ilmuwan dan pemerintah (image from dreamstime.com)

Kemampuan memproduksi enzim manusia di dalam tanaman transgenik sudah dimiliki para ilmuwan sejak 20 tahun lalu, salah satunya ada vaksin untuk ayam yang telah disetujui oleh Departemen Pertanian AS. Namun penggunaannya untuk manusia selalu terkendala oleh kekhawatiran terjadinya reaksi alergi akibat perbedaan sistem produksi enzim antara manusia dan tanaman.

Dengan adanya restu perdana untuk penggunaan obat yang dihasilkan tanaman transgenik ini diharapkan akan membuka pintu bagi penggunaan obat-obatan lain yang dihasilkan oleh organisme transgenik untuk kemaslahatan umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar